menghitung cadangan gas OGIP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  latar belakang

dalam dunia perminyakan kita pasti tidak akan bisa lepas dari yang namanya sifat fisik gas, khususnya tentang materi yang di buat kali ini, yaitu tentang “Faktor volume formasi gas (bg)”.

Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagal volume (dalam barrels) yang ditempati oleh suatu standard cubic feet gas (60 ^oF, 14,7 psi) bila dikembalikan pada keadaan temperatur dan tekanan reservoir. Gas bumi adalah suatu campuran hidrokarbon gas dengan kandungan gas metana sebagai komponen terbanyak. Gas bumi dijumpai dalam sumur (reservoir) baik bergabung dengan minyak bumi sebagai asociated gas atau dalam sumur gas tanpa kandungan minyak bumi sebagai nonasociated gas. Gas bumi kering ( dry natural gas ) tidak mengandung hidrokarbon tinggi atau condecate, tetapi gas bumi yang mengandung hidrokarbon cair diatas 0,3 gal/mcf, maka gas tersebut dikatergorikan sebagai gas basa (wet gas).

      Dalam makalah ini, faktor volume formasi gas sangat berperan penting dalam mempelajari perbedaan antara volume gas pada reservoir dengan gas yang berada dalam permukaan atau yang sudah berada pada tempat penyimpanan gas.

      Gas alam adalah sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan memberikan konstitusi yang penting dalam kehidupan manusia. Gas alam sering disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, yaitu bahan bakar yang berbentuk gas, terutama terdiri dari metana (CH4). Gas tersebut ditemukan diladang minyak, ladang gas bumi juga tambang batu bara.

1.2  Tujuan

1.      Untuk menambah pengetahuan mengenai faktor volume formasi gas.

2.      Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya gas alam.

3.      Untuk mengetahui komponen-komponen yang terkandung pada gas alam.

4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sifak fisik gas dan apa saja yang terkandung di dalamnya

1.3  Batasan masalah

Dalam pembuatan makalah tentang materi ini kami membatasi masalah sebagai berikut :

1.      Pengertian dari faktor volume formasi gas

2.      Bagaimana proses dari terbentuknya gas alam

3.      Pengertian dari sifak fisik gas dan apa saja yang termasuk dalam sifat fisik gas.

 

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Faktor volume formasi gas (Bg)

Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagal volume (dalam barrels) yang ditempati oleh suatu standard cubic feet gas (60 ^oF, 14,7 psi) bila dikembalikan pada keadaan temperatur dan tekanan reservoir sebagal berikut :

B_g = 0,00504

  Dimana :

          B_g    =  faktor volume formasi gas, bbl/scf

          P     =   tekanan reservoir, psia

          T     =   temperatur reservoir, ^oF

          Z     =   kompressibiltas, dimensionless

Jika faktor volume formasi gas diidentifikasikan sebagai volume dalam barrel yang ditempati oleh satu standar cubic feet (SCF) pada temperatur 60°F pada tekanan dan temperatur reservoir. Faktor volume formasi bertambah dengan turunnya tekanan dan naiknya temperatur.

2.2    Metode Volumetris

Metode volumetris digunakan untuk memperkirakan besarnya cadangan reservoir pada suatu lapangan minyak atau gas yang baru, dimana data-data yang tersedia belum lengkap. Data-data yang diperlukan untuk perhitungan perkiraan cadangan secara volumetris, yaitu bulk volume reservoir (Vb), porositas batuan (f), saturasi fluida (Sf), dan faktor volume formasi fluida. Perhitungan perkiraan cadangan secara volumetris dapat digunakan untuk mengetahui besarnya initial hidrocarbon in place, ultimate recovery, dan recovery factor.

Peta isopach yaitu: salah satu peta geology yang menampilakan ketebalan lapisan suatu daerah (reservoir). Peta ini juga di susun berdasarkan peta kombinasi iso-struktur, sehingga ketebalan lapisan di bawah permukaan dapat di hitung.

2.2.1 Penentuan Initial Gas In Place (IGIP)

Pada batuan reservoir yang mengandung satu acre-feet pada kondisi awal, maka volume gas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

IGIP

Ket      : A            : Luas pengeringan                            (Acres)

              h             : Ketebalan rata-rata formasi             (foot)

               ø             : Porositas rata-rata                            ( % )

               Swi         : Saturasi awal                                   ( % )

               Bgi         : Faktor formasi volume gas              ( cuft/SCF )

               43560     : Factor konversi                                ( cuft/acre-feet )

Pada persamaan diatas, besaran yang perlu ditentukan terlebih dahulu adalah volume bulk batuan (Vb). Penentuan volume bulk batuan (Vb) ini dapat dilakukan secara analitis dan grafis.

2.2.1.1    Penentuan Volume Bulk Batuan Secara Analitis

                   Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan volume bulk batuan adalah membuat peta kontur bawah permukaan dan peta isopach. Peta kontur bawah permukaan merupakan peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman yang sama pada setiap puncak formasi. Sedangkan peta isopach merupakan peta yang menggambarkan garis- garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan yang sama dari formasi produktif.

Setelah peta isopach dibuat, maka luas daerah setiap garis isopach dapat dihitung dengan menggunakan planimeter dan diplot pada kertas, yaitu luas lapisan produktif versus kedalaman.

Jika peta isopach telah dibuat, maka perhitungan volume bulk batuan dapat dilakukan dengan menggunakan metode:

·         Metode Pyramidal

Metode ini digunakan apabila perbandingan antara luas garis isopach yang berurutan £ 0,5 yang secara matematis.

·         Metode Trapezoidal

Metode ini digunakan apabila perbandingan antara luas garis isopach yang berurutan > 0,5 yang secara matematis.

·         Metode Simpson

Metode ini digunakan jika interval kontur dan isopach tidak sama (tidak teratur) dan hasilnya akan lebih teliti jika dibandingkan dengan metode trapezoidal

2.2.1.2.    Penentuan Volume Bulk Batuan Secara Grafis

Penentuan volume bulk batuan secara grafis dilakukan dengan cara membuat plot antara ketebalan yang ditunjukkan oleh tiap-tiap garis kontur terhadap luas daerah masing-masing, seperti terlihat pada Gambar 3.2. Dari gambar tersebut terlihat bahwa volume bulk batuan merupakan luas daerah yang ditunjukkan dibawah kurva.